Konflik berasal dari kata kerja Latin configere
 yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan 
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga 
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain 
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
       Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
 perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, 
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
     Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, 
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
 dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
 anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan 
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
    Konflik bertentangan dengan integrasi.
 Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. 
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, 
integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
    Sedangkan teori organisasi itu sendiri adalah konflik yang dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi disisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik ( Robin 1996: 431)  
