Minggu, 01 Mei 2016

Konsep manajemen basis data dalam Sistem Informasi Geografi



Memiliki 4 manajemen basis data, yaitu:
 
a. Datar (flat database model).
Data terletak di dalam tabel tunggal (tidak terdapat kaitan antara tabel satu dengan tabel-tabel lainnya).

b. Hirarki (hierarchical database model).
            Model ini sering disebut sebagai model pohon atau hirarki karena mirip dengan struktur pohon terbalik. Model ini menggunakan pola hubungan parent-child. Setiap simpul menyatakan sekumpulan field. Suatu simpul yang memiliki simpul lain yang berada dibawahnya disebut parent. Sedangkan setiap simpul yang memiliki hubungan dengan simpul lain yang berada diatasnya disebut child. Setiap parent dapat memiliki child lebih dari satu, sementara setiap child hanya memiliki satu parent yang disebut sebagai root, sedangkan simpul yang tidak memiliki child (bagian bawah) disebut sebagai leaf.

c. Jaringan (network system database model).
            Model ini sering disebut juga sebagai model DBTG (database task group) atau CODASYL (conference on data systems languages) karena model ini telah distandarisasikan oleh BTDG (yang merupakan bagian dari CODASYL) pada 1971. Model ini sangat mirip dengan model hirarki, tetapi pada model ini setiap child dapat memiliki lebih dari satu parent. Dengan demikian, baik parent maupun child memiliki relasi (N—M) atau sebaliknya.

d. Relasional (relational database model).
            Model ini terdiri dari tabel-tabel (data direpresentasikan dalam tabel yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom) ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai penghubung relasional antar tabel.

1. Model Relasional

Model relasional merupakan model yang paling sederhana, sehingga mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna, serta merupakan yang paling populer saat ini. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut.
Relasi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghilangkan kemubaziran data dena menggunakan kunci tamu untuk berhubungan dengan relasi lain. DBMS yang bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Database Management System).

2. Model Data Hybrid

Langkah awal pada pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi (spasial) di satu sisi, tetapi di dsisi yang lain, tidak optimal untuk informasi atribut (tematik). Berdasarkan hal ini, data kartografi digital disimpan di dalam sekumpulan files sistem operasi direct access untuk meningkatkan kecepatan input-output, sementara data atributnya disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang standar.
Maka perangkat lunak SIG bertugas mengelola hubungan (linkage) anatar files kartografi (lokasi) dan DBMS (data atribut) selama operas-operasi pemrosesan peta yang berbeda (misalnya overlay) berlangsung. Sementara digunakan beberapa pendekatan yang berbeda untuk penyimpanan data kartografi, mekanisme untuk menghubungkan dengan basis datanya tetap sama secara esensial, berdasarkan nomor pengenal (ID) yang unik yang disimpan di dalam sebuah tabel atribut basis data yang memungkinkannya tetap terkait dengan elemen-elemen peta yang bersangkutan.

3. Model Data Terintegrasi

Pendekatan model data terintegrasi dapat dideskripsikan sebagai pendekatan sistem pengolahan basis data spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query processor. Kebanyakan implementasinya hingga sekarang ini adalah bentuk topologi vektor dengan tabel-tabel rasional yang menyimpan data koordinat-kordinat unsur-unsur peta (titik, nodes, segmen garis, dan lain sebagainya) bersama dengan tabel-tabel lain yang berisi data topologi.
Dengan model data SIG yang terintegrasi (spasial-atribut), terdapat sejumlah karakteristik yang khusus pada data spasial sebagai implikasi dari penggunaanya.dari sudut pandang basis data, adalah memungkinkan untuk menyimpan baik data koordinat-koordinat maupun data mengenai topologi yang diperlukan untuk mengelompokkan elemen-elemen kartografis dijital dengan menggunakan perancangan yang didasarkan pada bentuk normal Boyce Codd (BCNF).

Sumber:

Senin, 21 Maret 2016

Etika & Profesionalisme TSI 1



1. Etika

            a. Apa pengertian dari etika?
Jawaban: Etika adalah suatu sikap atau perilaku yang dimiliki oleh setiap manusia yang berkaitan dengan tingkah laku manusia tersebut.

            b. Kapan etika harus diterapkan?
Jawaban: Etika harus diterapkan pada waktu kapan saja  dan dimana saja kita berada.

            c. Kenapa setiap orang harus mempunyai etika?
Jawaban: Karena jika kita tidak memiliki etika, orang lain tidak akan menghargai atau menghormati kita.

            d. Bagaimana jika seseorang tidak memiliki etika?
Jawaban: Jika orang tersebut tidak memiliki etika pasti akan tidak dihargai atau dihormati oleh orang lain.

            e. Siapa nama ahli yang mengatakan etika adalah ilmu pengetahuan megenai asas – asas akhlak (moral)?
Jawaban: Yang mengatakan adalah WJS. Poerwadarminta



2. Profesi

            a. Apa pengertian dari profesi?
Jawaban: Profesi adalah suatu pekerjaan yang memiliki kemampuan khusus. Contohnya seperti dibidang kedokteran, teknisi mesin, arsitek, dan lain – lain.

            b. Kenapa setiap orang harus memiliki profesi?
Jawaban: Setiap orang harus memiliki profesi adalah untuk mendapatkan penghasilan dan mengangkat status sosial atau untuk bertahan hidup.

            c. Bagaimana jika seseorang tidak memiliki profesi?
Jawaban: Jika tidak memiliki profesi maka orang tersebut akan berbuat apa saja untuk mendapatkan penghasilan.

            d. Siapa nama ahli yaang mengatakan profesi adalah suatu kumpulan atau suatu set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus dimasyarakat?
Jawaban: Yang mengatakan adalah Schein, E.H

            e. Kapan profesi tersebut dibutuhkan?
Jawaban: Profesi tersebut dibutuhkan jika seseorang ingin memiliki penghasilan atau meningkatkan status sosial.



3. Etika/Profesi

            a. Apakah hubungan antara etika dan profesi?
Jawaban: Hubungan etika dengan profesi adalah agar masyarakat memiliki sikap keadilan dalam melaksanakan pelayanan profesional kerja terhadap masyarakat.

            b. Kenapa setiap orang harus memiliki etika terhadap suatu profesi?
Jawaban: Karena jika seseorang tidak memiliki etika terhadap sutau profesi maka orang tersebut tidak dapat bekerja sama sebagai satu tim.

            c. Bagaimana jika seseorang tidak memiliki etika terhadap suatu profesi?
Jawaban: Jika tidak mempunyai etika maka orang tersebut sulit bekerja sama dengan orang yang lain.

            d. Siapa saja yang harus memiliki etika terhadap suatu profesi?
Jawaban: Yang harus memiliki etika adalah setiap orang yang bekerja bersama orang lain kecuali jika orang itu bisa bekerja sendirian saja tanpa bantuan orang lain.

            e. Kapan etika tersebut dapat digunakan terhadap suatu profesi?
Jawaban: Etika tersebut digunakan pada saat sedang bekerja sebagai satu tim dengan orang lain.



Kamis, 21 Januari 2016

ANALISIS E-GOVERNMENT KOTA/KABUPATEN PADA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM



ANALISIS E-GOVERNMENT KOTA/KABUPATEN PADA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM



Kelas : 4KA03

Kelompok  : 
M. Ikra Rafli Faizal (14112795)
Taufiq Ramadhan (17112316)
Satriyadi Putra (16112885)



ANALISIS E-GOVERNMENT KOTA/KABUPATEN PADA PROVINSI PROVINSI NAD










Narasi:
Setelah dilakukan analisa, dapat disimpulkan bahwa Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Selatan memiliki asset yang sama pada Unit Selayang Pandang, begitu juga pada bagian buku tamu  dan Kebijakan Daerah dari masing-masing kabupaten. Secara keseluruhan, Website Provinsi  NAD sudah memiliki kriteria website yang lengkap dan informatif. Namun, website kabupaten Aceh Barat lebih informatif dan komplit dalam penyampaikan informasi serta dalam memberikan pelayanan terhadap pembaca. Sedangkan website kabupaten Aceh Sealatan masih ada aspek yang kurang, tetapi sudah termasuk dalam kategori website yang informatif. Hanya memerlukan beberapa revisi saja.








Unit Analisis E-Government dan Kategorisasi

Berikut ini adalah tabel unit analisis e-government dan kategorisasi Provinsi Aceh:





Narasi:
Telah dilakukan analisa terhadap website Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Selatan berdasarkan kategoris, berikut hasil analisisnya:

Hasil analisa terhadap website Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, adalah interaktif dan inovatif. Memberikan informasi yang cukup lengkap dan dan tertata rapih dari segi tombol dan navigasinya sehingga memberikan kemudahan kepada para pengunjung situs.
Hasil analisa terhadap website provinsi Aceh adalah sebagai berikut, untuk Informasi Menu Utama dalam Web Site mendapat nilai 70, Informasi Tambahan dalam fasilitas Website bernilai 59, Penyediaan Hubungan nilai 67, aksebilitas 100, desain 69, dan jumlah tingkatan informasi 0. Setelah membuka website provinsi aceh hasilnya cukup mudah dipahami sehingga memberikan kemudahan terhadap user atau pembaca dari segi tampilan website tersebut lebih unggul dari kedua website lainnya, nilai total yang kami berikan yaitu 56,25
Hasil analisa terhadap website Kabupaten Aceh Barat adalah sebagai berikut, untuk Informasi Menu Utama dalam website mendapat nilai 79, Informasi Tambahan dalam fasilitas Web Site bernilai 91, Penyediaan Hubungan nilai 67, aksebilitas 100, desain 63, dan jumlah tingkatan informasi 0. Setelah membuka website resmi Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat bahwa website tersebut interaktif dan hasilnya cukup mudah dipahami sehingga diberi nilai 64,3.